WhatsApp vs. Signal; Mana yang Lebih Baik?
Melanjutkan pembahasan kebijakan WhatsApp pada artikel sebelumnya, disebutkan bahwa Elon Musk sang pendiri Tesla menyebutkan “Use Signal” pada cuitan akun twitter-nya.
Setelah cuitan tersebut, jumlah pengguna baru Signal meningkat tajam. Hal ini menyebabkan layanan Signal terhambat akibat masifnya jumlah pengguna baru yang masuk pada aplikasi tersebut. Ditambah dengan terlambatnya proses otentikasi via telepon sehingga menghambat pengguna baru untuk melakukan registrasi pada aplikasi Signal. Apakah Signal memiliki hubungan dengan WhatsApp?
Berbicara tentang sejarah singkat Signal, Signal diluncurkan secara resmi oleh Moxie Marlinspike pada tahun 2014. Moxie sendiri adalah seorang cryptographer dan peneliti keamanan komputer. Dalam jejak karirnya, Moxie merupakan mantan kepala keamanan jaringan di Twitter. Ia meninggalkan Twitter pada tahun 2013 dan membuat tim development-nya sendiri yang bernama Open Whisper Systems, dengan proyeknya yang bernama TextSecure dan RedPhone. Pada aplikasi tersebut diterapkan sebuah protokol terbaru yang dikembangkan oleh Moxie dan rekannya Trevor Perrin yang bernama Signal Protocol. TextSecure dan RedPhone merupakan aplikasi yang sama-sama menggunakan Signal Protocol sebagai protokol keamanan utamanya. Perbedaannya adalah TextSecure merupakan aplikasi chat, sedangkan RedPhone merupakan aplikasi voice call. Pada akhirnya Open Whisper Systems menggabungkan kedua aplikasi dan sistem Signal Protocol milik mereka menjadi sebuah satu aplikasi besar yang bernama Signal.
WhatsApp diluncurkan secara resmi oleh 2009 oleh Brian Acton dan Jan Koum. Mereka berdua adalah mantan engineer Yahoo! . Singkatnya, pada Januari 2009 mereka menyadari akan potensi besar yang dimiliki oleh App Store pada perangkat iPhone, lalu menciptakan aplikasi WhatsApp yang memiliki fitur utama sebagai media chatting.Tidak lama setelah aplikasi tersebut ramai, pada tahun 2010 mulai diberikan dukungan kepada perangkat Android. Selang 2 tahun, muncul adanya isu peretasan akun WhatsApp yang menjadikan aplikasi tersebut sangat rentan, sehingga tim WhatsApp mulai memberikan update penambahan enkripsi untuk aplikasinya. Nama WhatsApp kian meroket setelah aplikasi beserta perusahaan tersebut diakuisisi oleh Facebook, berikut banyaknya fitur terbaru yang lebih sering dihadirkan. Maka tidak heran ketika membuka aplikasi WhatsApp pertama kali, ada tulisan “from Facebook” di bagian bawah.
Lalu, apa hubungan dari kedua aplikasi tersebut? Pada tahun 2017, Brian Acton yang menjabat sebagai co-founder WhatsApp meninggalkan perusahaan dan aplikasi tersebut untuk bergabung bersama Moxie Marlinspike. Alasan ia meninggalkan aplikasi yang sudah membesarkan namanya-pun sempat terkuak karena adanya perbedaan visi misi Acton dengan founder Facebook, Mark Zuckerberg yang menginginkan WhatsApp diberikan fitur iklan dan “commercial messaging”. Sementara Acton sendiri menginginkan WhatsApp sebagai platform yang aman dengan sistem keamanan terbaik dan tanpa gimmick fitur, 10 bulan semenjak beliau meninggalkan WhatsApp, muncul tweet darinya yang berisi seperti berikut:
Pada Akhirnya Acton bergabung dengan Moxie untuk membangun Open Whisper Systems dan merubah nama menjadi Signal Foundation. Tentunya alasan Acton bergabung dengan Moxie karena memiliki visi yang sama yaitu menciptakan platform chat yang aman dan tanpa gimmick. Signal Foundation dengan aplikasinya yaitu Signal memiliki sistem enkripsi dan protokol yang terbilang paling baik hingga saat ini, sehingga aplikasi kompetitor seperti WhatsApp atau Facebook Messenger mulai menggunakan Signal Protocol sebagai sistem keamanan mereka. Kini WhatsApp bersama pendirinya Jan Koum tetap konsisten dengan pengembangannya bersamaan dengan integrasi Facebook. Tetapi semenjak kebijakan terbarunya yang sangat kontroversial menjadikan WhatsApp kurang dipercaya oleh banyak orang, sehingga seorang Elon Musk dan banyak orang mulai menggunakan Signal sebagai aplikasi percakapan utamanya.
Bagaimana jika kita bandingkan kedua aplikasi tersebut? Komparasi ini merupakan hasil dari berbagai sumber dan pengamatan kami:
Signal |
|
|
Akses Aplikasi |
No. Telepon Kontak SMS |
No. Telepon Kontak alamat IP Koneksi internet Data pembayaran Lokasi terakhir Cookies Aktivitas di aplikasi |
Enkripsi Messaging |
End-to-end encryption In-App encryption Backup encryption |
End-to-end encryption |
Privasi |
PIN 2 Factor Authentication Biometric lock Disable Read Receipt Block User Disable Typing Indicator Screen lock security Incognito keyboard |
PIN 2 Factor Authentication Biometric Lock Disable Read Receipt Block User |
Fitur |
Chat SMS Video Call / Group Call Linked Device |
Chat Video Call / Group Call WhatsApp Web Status & Stories Custom Stickers / emoji Terhubung ke Facebook |
Iklan |
Tidak |
Ya (disisipkan di Stories, integrasi dengan Facebook) |
Data sharing ke developer |
Tidak |
Kontak, Chat, Call log |
Sistem Backup |
Manual |
Cloud, backup otomatis ke Google Drive |
Sumber Penghasilan |
Donasi dari pengguna Investor |
Hasil akuisisi oleh Facebook sebesar 22 milyar dolar dan terus mengalir dari Facebook |
Jika dilihat dari komparasi tersebut, setiap aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika kamu adalah seseorang yang fokus dengan privasi, dan butuh keamanan dan kenyamanan komunikasi, Signal adalah aplikasi terbaik. Jika kamu adalah orang yang ingin fleksibilitas karena jumlah pengguna yang banyak, dan ingin interaksi seperti menggunakan sosial media, WhatsApp adalah pilihanmu. Kalau kamu? Apakah tetap menggunakan WhatsApp karena sudah banyak yang pakai? Atau rela pindah ke Signal demi keamanan dan kenyamanan privasimu?