MyHeritage, Nostalgia Atau Berbahaya ?
Halo dretizen ! Perkembangan teknologi membuat hal yang biasa kita lakukan menjadi mudah. Tetapi tidak semua teknologi membuat hidup manusia menjadi mudah, tetapi ada juga yang membahayakan. Baru-baru ini viral di internet tentang aplikasi MyHeritage, sebuah aplikasi yang merubah foto manusia menjadi seperti hidup.
Tentunya kita sudah banyak mengetahui fitur pengubah paras muka yang mengubah muka menjadi super mulus atau ganteng, menghapus jerawat, bikin selfie jadi glowing, dan semacamnya. Fitur tersebut tidak hanya berbentuk aplikasi, tetapi sudah banyak dimasukkan ke smartphone sebagai fitur kamera utama yang dinamakan Beautification atau Beauty Mode. Fitur tersebut dianggap umum oleh masyarakat dan tidak berbahaya. Bagaimana kalau membuat sebuah foto menjadi hidup? Atau video dengan muka dirimu dirubah menjadi muka seorang artis? Serem nggak sih? Nah aplikasi MyHeritage ini mempunyai hal tersebut.
MyHeritage adalah sebuah platform yang memiliki fungsi utama yaitu memberikan “kehidupan” pada foto jadul seperti foto Monalisa atau foto leluhur kita. Platform ini dikembangkan oleh perusahaan MyHeritage pada tahun 2003. Tujuan platform tersebut adalah untuk mencari silsilah keluarga, mencari gambar, dan memeriksa lebih dari 9 miliar catatan sejarah.
Pada 25 Februari 2021 MyHeritage merilis aplikasinya di internet dan banyak di-download oleh orang-orang. MyHeritage dapat mengedit foto diam menjadi gambar bergerak, seolah sang pemilik foto hidup. Selain itu dalam objek tiga dimensi seperti patung, boneka, dan benda lainnya bisa dibuat bergerak seperti hidup. Netizen ramai-ramai menggunakan aplikasi baru ini untuk sekedar membagikan momen jadul seperti foto dari orang yang sudah tiada. Merekapun membagikan konten MyHeritage di media sosial baik Twitter maupun TikTok hingga Instagram. Fitur tersebut dinamai Deep Nostalgia.
Deep Nostalgia dikembangkan dengan teknologi yang bernama deepfake. Deepfake yang merupakan gabungan kata “deep learning” dan “fake”. Deep learning adalah bagian dari kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence), dan Fake artinya palsu atau tiruan. Sistem pada deepfake bekerja dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin yang biasa dikenal dengan Generative Adversarial Network (GAN). GAN dalam deepfake terdiri dari dua jaringan saraf, yaitu Generator dan Diskriminator. Generator berfungsi untuk menciptakan gambar yang nampak nyata, sedangkan diskriminator akan mendeteksi apakah gambar tersebut nampak nyata ataupun tidak. Generator dan diskriminator akan bekerja beriringan untuk menciptakan suatu manipulasi yang nampak nyata dan seperti yang diharapkan. Deepfake tidak hanya mampu mengubah wajah, tetapi mampu mengubah suara. Penjabaran lebih lengkap tentang deepfake dapat kamu lihat pada video di bawah ini.
Hal yang mengerikan dari teknologi ini adalah dapat disalahgunakan untuk menyebarkan berita hoax, video porno, skandal, atau manipulasi lainnya. Kasus terparah penyalahgunaan teknologi ini adalah digunakan untuk merusak reputasi kandidat politik. Karena hal mengerikan tersebut maka para peneliti di Amerika Serikat mulai mencari tahu bagaimana cara membedakan sebuah objek asli dengan objek yang sudah diimplementasi deepfake. Penelitian tersebut membuahkan hasil bahwa objek yang telah dilakukan deepfake tidak dapat melakukan kedipan mata yang normal. Lalu resolusi video yang kecil membuat deepfake lebih mudah untuk dikenali. Kontroversi lengkap tentang deepfake telah dirangkum oleh tirto.id yang dapat kamu akses pada tautan ini.
Tentunya sebuah teknologi akan menjadi buruk apabila disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Apakah ada hal baik dibalik teknologi ini? Tentu saja ada . Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk membantu orang yang kehilangan kemampuan untuk berbicara, atau menggantikan peran seorang aktor seperti pada film Fast and Furious, peran Paul Walker digantikan oleh adiknya. Teknologi deepfake ini pun dapat dikombinasikan dengan CGI atau Computer-Generated Imagery yang menjadikan hasil perubahan wajah lebih realistis dan dapat dinikmati oleh penonton.
Jadi menurut dretizen gimana nih? Apakah keren atau malah bikin kamu takut? Yang pasti teknologi super keren seperti ini harus digunakan untuk aktivitas atau kegiatan yang positif dan jangan disalahgunakan ya.