TV Analog vs TV Digital; Alasan Pemerintah Menghentikan Siaran TV Analog pada November 2022
Halo Dretizen !
Baru-baru ini Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) mengumumkan penghentian siaran TV Analog paling lambat pada bulan November 2022. Mungkin hal ini tidak menjadi masalah untuk kamu yang menggunakan layanan TV kabel berlangganan atau kamu yang lebih senang nonton Netflix, atau untuk kamu yang sudah memiliki TV yang mampu menangkap sinyal digital. Tetapi untuk kamu yang suka nonton siaran TV lokal dan masih mengandalkan antena TV biasa, atau kamu yang mungkin masih pakai TV tabung di rumah, hal ini menjadi masalah karena sebagian besar TV tabung tidak mampu mengolah siaran TV digital. Jumlah pengguna TV analog terbilang cukup bayak yaitu sekitar 6,6 juta (Data BPS, Maret 2020). Mengapa pemerintah menghentikan siaran TV analog? Seberapa bagus TV digital?
- TV Analog (ATV)
Sebelum memahami apa itu TV digital, sebaiknya kita memahami dahulu tentang TV analog. Siaran TV analog adalah siaran TV yang dipancarkan dengan menggunakan variasi voltase dan frekuensi dari sinyal. Untuk mendapatkan siaran TV analog digunakan alat penangkap sinyal yang disebut antena. Pada siaran TV analog, semakin jauh letak antena dari stasiun pemancar TV, sinyal yang diterima akan melemah dan mengakibatkan gambar yang diterima oleh TV menjadi buruk, berbayang, dan grainy (banyak bercak titik putih-hitam, atau banyak orang-orang menyebutnya "semut"). Di dunia, standar siaran TV Analog dibagi menjadi tiga dan berikut pemetaan standar siaran TV analog.
- NTSC (National Television System Committee)
- PAL (Phase Alternation Line)
- SECAM (Séquentiel couleur à mémoire, dalam bahasa Prancis yang berarti "Sequential Color with Memory")
- TV Digital (DTV)
Siaran TV digital adalah jenis siaran TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Siaran ini merupakan perkembangan dari sistem siaran TV analog. Pengembangan TV digital dilakukan karena kompetisi dengan layanan TV kabel dan satelit yang lebih murah dan cepat. Siaran TV digital dapat diterima menggunakan antena khusus yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IP TV). Di dunia, standar siaran TV Digital dibagi menjadi lima dan berikut pemetaan standar siaran TV digital.
- DVB (Digital Video Broadcasting)
- ATSC (Advance Television System Commitee)
- ISDB (Integrated Services Digital Broadcasting)
- DTMB (Digital Terrestrial Multimedia Broadcast)
- DMB (Digital Multimedia Broadcast)
- Migrasi TV Analog ke TV Digital di Indonesia
Seiring dengan berkembangnya teknologi TV digital, banyak negara yang sudah meninggalkan siaran TV analog pada tahun 2007 dan mulai menggunakan TV digital sebagai standar sinyal TV. Indonesia termasuk salah satu negara yang paling lama penggunaan siaran TV analog dan masih melalui proses simulcast yaitu pemancaran sinyal TV analog dan TV digital secara bersamaan. Proses simulcast ini digunakan untuk mempermudah migrasi penggunaan TV analog ke TV digital dan dapat melakukan proses penghentian siaran TV analog atau analog switch-off (ASO) pada November 2022.
Pemerintah melakukan penghentian siaran TV analog bukan tanpa alasan. Berbagai kelebihan yang diberikan oleh TV digital cukup banyak. Mulai dari kemampuan untuk memberikan siaran HD (High Definition) yang pastinya super bersih dan lebih nyaman untuk ditonton, kualitas suara yang lebih jernih, tidak adanya efek-efek aneh seperti TV analog, mampu menampung banyak siaran dalam satu paket, dan kemampuan untuk memberikan informasi tayangan apa yang sedang disiarkan saat itu atau dinamakan Electronic Program Guide (EPG). Saat ini hampir seluruh channel TV yang ada di Indonesia memiliki siaran TV digital sehingga dapat dinikmati oleh siapapun. Memang seberapa bagus sih? Berikut ini kami lampirkan foto perbandingan siaran TV analog dan TV digital dari salah satu channel TV yang ada di Indonesia.
Gimana? Hasil TV digital jauh lebih keren dibandingkan TV analog ya sobat Dretizen. Detil gambarnya sangat baik dan siarannya pun berkualitas HD. Dijamin betah dan enggan untuk pindah ke TV analog.
Untuk kamu yang memiliki TV yang sudah memiliki fitur untuk menangkap siaran TV digital, kamu cukup membeli antenna TV digital saja dan kamu dapat melakukan pencarian siaran TV digital. Tetapi untuk kamu yang masih menggunakan TV jadul, TV tabung atau sejenisnya, tidak perlu khawatir karena kamu dapat membeli sebuah decoder atau set top box (STB) yang berfungsi untuk melakukan konversi sinyal digital menjadi sinyal analog yang dapat diterima oleh TV kamu. Rencananya, pemerintah akan melakukan subsidi set top box ke sekitar 6,6 juta pengguna TV yang masih menggunakan TV analog. Lumayan ada gratisan hehehehe....
- Kemana Sinyal TV Analog Setelah Digantikan oleh TV Digital?
Ini dia tujuan pemerintah yang lain. Seiring dengan hadirnya jaringan 5G di Indonesia yang semakin dekat, frekuensi yang digunakan oleh sinyal TV Analog akan dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi 5G di Indonesia . Pemanfaatan ini direncanakan akan dimulai pada kuartal ke-3 tahun 2021 dan dapat berjalan selama proses migrasi siaran TV analog ke TV digital. Tentunya dengan hadirnya jaringan 5G di Indonesia akan memberikan banyak keuntungan bagi kita yang menikmatinya seperti kecepatan yang diklaim lebih baik dan latency yang lebih rendah, biar nggak ada keluhan seperti "kok nge-lag" atau "yah lemot nih!".
Kita sebagai penikmat teknologi di Indonesia tentunya harus mendukung langkah positif yang dilakukan pemerintah agar teknologi di Indonesia makin maju, up-to-date, tidak kalah dengan negara lain, dan demi kebaikan bersama. Pastinya kalian juga akan menikmati siaran TV yang super jernih dan jaringan 5G yang lebih baik dibandingkan 4G. Jika kamu sudah mengetahui kelebihan TV Digital dan alasan pemerintah menghentikan siaran TV analog, pada artikel berikutya akan membahas bagaimana TV analog dan TV digital bekerja, frekuensi yang dipakainya, dan hubungannya dengan perkembangan jaringan 5G di Indonesia. So, stay tune !