Gaming Disorder, Kecanduan Main Game dan Bahayanya
Halo Dretizen !
Pernah main game di rental playstation atau warnet? Yang biasanya selalu rusuh kalo lagi tanding bola atau perang di PUBG? Atau mungkin berbisnis jual beli item langka di game online? Sebagian dari Dretizen pasti sudah terbiasa ya. Apalagi sekarang mayoritas game tersebut sudah pindah ke versi mobile yang bisa dimainkan kapan aja dan dimana aja. Mabar (main bareng) pun tinggal ajak teman aja. Tapi kalian tau nggak sih, kalo main game berlebihan itu juga nggak baik? Apalagi banyak kasus orang yang meninggal dunia akibat berlebihan main game sampai lebih dari 24 jam tanpa tidur ataupun makan? Kondisi tersebut dinamakan Gaming Disorder. Mari ngulik lebih lanjut.
Menurut SehatQ, gaming disorder adalah pola perilaku bermain game yang tidak terkendali hingga dapat mengganggu minat dan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini kini telah dimasukkan ke dalam klasifikasi penyakit internasional keluaran terbaru (ICD-11). Sama seperti perilaku kecanduan lainnya, gaming disorder dapat memberikan efek negatif terhadap hubungan dengan keluarga, pekerjaan, maupun pendidikan. Orang yang menderita kelainan ini akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game dan memiliki ikatan emosional yang erat dengan kebiasaan ini. Selain itu, gaming disorder juga dapat membuat koneksi sosial penderitanya menjadi terputus.
Untuk bisa disebut menderita gaming disorder, seseorang pernah mengalami lima atau lebih gejala-gejala di bawah ini dalam kurun waktu 1 tahun:
- Game dijadikan prioritas utama. Apa itu makan? Apa itu mandi? Apa itu sekolah? Gaming is number one baby !! Nggak win, nggak makan !!
- Merasa butuh bermain game, sehingga menghabiskan banyak waktu untuk melakukannya.
- Tidak dapat mengendalikan keinginan untuk main game.
- Tidak tertarik untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain di dunia nyata dan lebih suka interaksi via game. Kalau kata sebagian orang bisa dibilang ansos atau anti sosial.
- Tetap bermain game secara berlebihan meski tahu bahwa kegiatan tersebut dapat menyebabkan kecanduan dan menimbulkan masalah psikososial.
- Tidak mendengarkan nasihat dari keluarga, psikiater, maupun teman mengenai kebiasaan bermain game yang sudah sampai pada tahap yang meresahkan.
- Menggunakan game sebagai satu-satunya cara untuk mengembalikan suasana hati yang buruk. Padahal masih banyak cara lain seperti jalan-jalan atau traveling.
- Kebiasaan bermain game sudah memberikan dampak buruk terhadap hubungan dengan orang lain, pekerjaan, maupun pendidikan.
Tentunya di era yang semuanya menjadi mudah, perlu dilakukan kontrol lebih terhadap seluruh aktivitas di internet. Tak terkecuali anak-anak yang cenderung lebih mudah dalam menyerap informasi apapun. Gaming disorder dapat diatasi dengan melakukan terapi, seperti terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT). Terapi ini mengatasi kecanduan game dengan cara mengganti pemikiran tentang game untuk membantu mengubah perilakunya. Tidak hanya itu, sistem scheduling atau penjadwalan juga sangat penting untuk membantu dalam pembatasan waktu bermain game, misalnya hanya boleh bermain game selama 3 jam per hari atau hanya boleh dilakukan saat weekend dan bukan pada jam malam. Untuk anak-anak , terapi yang sama juga dapat diterapkan termasuk dengan sistem parenting control pada smartphone sehingga aktivitas anak dapat diawasi oleh orang tua. Karena peran orangtua sangat besar dalam hal ini.
Terakhir dari kami, bermain game boleh saja, siapapun pasti suka. Baik itu minigame seperti Candy Crush atau yang berat seperti Valorant, PUBG, Forza, dan sebagainya. Tapi ada waktunya dan jangan berlebihan. Dibawa santai aja dan nggak perlu emosi kalau kalah atau KO di game, banting joystick contohnya. Nggak baik dan cuma bikin rusak perangkat gaming kamu doang. Media game seperti ini juga menjadi ladang belajar bagi sebagian orang seperti belajar balap dengan racing simlator atau belajar ngetik 10 jari seperti yang sudah kami buatkan artikelnya. Atau kalau kamu memang cinta banget dengan dunia game, tuang hobi tersebut menjadi ladang bisnis yang menjanjikan seperti streamer, atlet e-sports, gaming youtuber, atau bisnis jual beli game digital. Tidak semua hal menjadi buruk kalau kita bisa memanfaatkannya secara baik bukan?