Sinyal 5G Bisa Mengganggu Penerbangan ?
Halo Dretizen !
New year, new technology. Teknologi semakin berkembang cepat sehingga kita harus mengikuti perkembangan tersebut, salah satunya adalah teknologi 5G. Teknologi ini semakin ditekan kehadirannya oleh pemerintah demi kelancaran dan kestabilan dalam komunikasi ataupun mengakses internet. Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah demi perluasan 5G mulai dari pemindahan sinyal TV analog ke sinyal TV digital hingga penghapusan jaringan 2G dan 3G. Bahkan mayoritas perangkat smartphone yang rilis secara resmi di Indonesia sudah memiliki fitur 5G, tidak hanya smartphone kelas sultan saja tetapi kelas mid-range dan kelas entry pun sudah bisa menikmati 5G. Di Indonesia sendiri, saat ini sinyal 5G baru bisa dinikmati di sejumlah daerah Jakarta.
Peta 5G Operator Indosat
Sumber : nperf.com
Peta 5G Operator Telkomsel
Sumber : nperf.com
Lalu bagaimana dengan di Amerika Serikat? Saat ini, negara tersebut telah menyediakan jaringan 5G hampir di seluruh daerah. Seperti contoh pada operator AT&T telah memiliki coverage area hampir 50% dari negara tersebut. Tetapi dari luasnya cakupan 5G tersebut, ternyata berpengaruh bagi dunia penerbangan.
Peta 5G Operator AT&T
Sumber : nperf.com
Federal Aviation Administration (FAA) melalui web resminya menyatakan bahwa mereka telah mengajukan permohonan diskusi berupa email kepada operator AT&T dan Verizon. Menurut FAA, sinyal 5G dapat mengganggu altimeter pada pesawat terbang. Isi surat lengkapnya tersedia untuk publik dan dapat diunduh pada link ini. FAA ingin diskusi ke kedua operator tersebut untuk mencari solusi terbaik terkait isu jaringan tersebut. Menurut FAA, kehadiran sinyal 5G C-Band mengganggu sistem altimeter pada pesawat terbang dan helikopter. 5G C-Band merupakan salah satu jenis frekuensi 5G yang digunakan untuk memperluas jaringan 5G di area yang tidak tercover ataupun lokasi yang tidak memungkinkan untuk dibuat infrastruktur tambahan.
Sinyal 5G C-Band berpotensi mengganggu pesawat dan helikopter karena altimeter bekerja pada frekuensi di 4 - 8 GHz, sementara sinyal 5G C-Band bekerja pada 3,78 - 3,98 GHz. Jarak frekuensi yang sangat dekat ini berpotensi mengganggu altimeter pada pesawat dan helikopter sehingga sulit dalam melakukan pembacaan ketinggian secara real.
3 Januari lalu, AT&T dan Verizon sepakat untuk menunda instalasi jaringan 5G mereka selama 30 hari berdasarkan permohonan dari FAA. Selama waktu penundaan tersebut dapat digunakan oleh FAA untuk menciptakan buffer zone dan menentukan bandara prioritas. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada link ini.
Dengan adanya penundaan tersebut menandakan bahwa teknologi 5G semakin cepat berkembang seiring dengan kebutuhan banyak orang akan internet. Sudah banyak bidang usaha yang melakukan digitalisasi pada platform usahanya seperti maskapai yang merubah sistem pembelian tiket fisik menjadi tiket online dan semua proses pembelian hingga check-in cukup melalui aplikasi. Nah kalau kamu juga tertarik untuk melakukan digitalisasi pada platform bisnis atau usaha kamu, langsung hubungi Dreite pada link ini. Kami akan memberikan solusi terbaik untuk seluruh kebutuhan kamu.